Pada teori kinetik gas, keadaan gas diuji oleh beberapa ilmuwan dan menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut: 1. Hukum Boyle. Hukum Boyle menyatakan bahwa tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas, saat temperatur dan jumlah zat gas dijaga tetap konstan. Secara matematis, hal tersebut dapat dituliskan seperti berikut:
Pembahasan. Berdasarkan pada persamaan, tekanan hidrostatis bergantung pada kedalaman, percepatan gravitasi dan massa jenis. Kedalaman benda diukur dari atas permukaan. Pada gambar soal, titik A berada pada kedalaman yang lebih dasar dibanding titik B dan titik C. Sehingga dapat disimpulkan tekanan titik A > tekanan titik B > tekanan titik C. Lalu, pressure drop ini merupakan perbedaan antara tekanan total diawal dan total tekanan diakhir. Jika ditinjau dari jenis alirannya, dimana aliran laminar merupakan aliran yang lebih teratur dibandingkan dengan aliran turbulen maka pressure drop yang terjadi pada aliran turbulent akan cenderung lebih besar.
Tekanan paling besar terjadi pada tingkat permulaan transien dimana rumus diatas tetap digunakan dengan mengganti reaktansi sinkron Z1 dengan reaktansi subtransiennya. Perhitungan If diulang kembali dengan Z1= 19 sampai 33% maka didapat harga If kira-kira 1,6 kali arus transien hubung singkat tiga fasa Ea/ Z1 . Tekanan arus yang
A. Tekanan yang tinggi. B. Panas bumi. C. Tenaga endogen. D. Tenaga eksogen. E. Suhu dan tekanan tinggi . Jawaban: D. Pembahasan: Tanda X pada gambar siklus batuan di atas menunjukkan objek batuan sedimen yang terbentuk akibat tenaga eksogen.

Sebagai cairan, xenon memiliki kepadatan hingga 3,100 g/mL, dengan kepadatan maksimum terjadi pada titik tripel. Xenon cair memiliki polarisasi yang tinggi karena volume atomnya yang besar, sehingga ia merupakan pelarut yang sangat baik. Ia dapat melarutkan hidrokarbon, molekul biologis, dan bahkan air.

Jika kedua ruas kanan dan kiri dibagi dengan luas permukaan bejana A sehingga akan diperoleh besar tekanan di dasar bejana fluida sebesar: P = Po + (ρ x g x h) P = Po + Ph. Keterangan: P = Tekanan yang terjadi pada fluida di titik tertentu (Pa atau N/m²) Ph = Tekanan hidrostatis (Pa atau N/m²) h = Kedalaman fluida (m) g = Percepatan Yup, betul jawabannya D. Kenapa jawabannya D? Seperti halnya paku di atas tadi, tekanan paling besar terdapat pada benda nomor 4. Dari rumus tekanan P=F/A, Kita telah belajar bahwa untuk gaya yang sama, semakin kecil luas permukaan, semakin besar tekanan yang dihasilkan. Sementara semakin besar luas permukaan, semakin kecil tekanan yang dihasilkan. BwnUt.
  • 5ovdiegsqz.pages.dev/246
  • 5ovdiegsqz.pages.dev/472
  • 5ovdiegsqz.pages.dev/322
  • 5ovdiegsqz.pages.dev/135
  • 5ovdiegsqz.pages.dev/210
  • 5ovdiegsqz.pages.dev/60
  • 5ovdiegsqz.pages.dev/67
  • 5ovdiegsqz.pages.dev/336
  • tekanan paling besar terjadi pada titik